Senin, 07 Desember 2009

ARTI DARI SETITIK KEJUJURAN

Jujur mudah diucapkan tapi sangat sulit untuk di realisasikan dalam kehidupan sehari-hari. benarkah demikian? mungkin juga bisa dikatakan begitu. arti dari kejujuran itu adalah apa yang ada dalam hati sama dengan apa yang diaplikasikan oleh perkataan maupun perbuatan kita. tapi itu sangatlah tidak mudah bagi kita.

janganlah menyerah untuk selalu jujur. karena jujur perlu pengorbanan yang sangat ekstra dari diri kita.

sebagaimana sabda Nabi kita kejujuran membawa kita ke Syurga, sedangkan kedustaan membawa kepada Neraka. kita tinggal pilih yang mana kita pilih?

" katakanlah yang Haq (benar) walaupun itu pahit dan sakit bagimu"

mari kita Mulailah, mulailah, mulailah unuk jujur.......
Readmore »

Minggu, 29 November 2009

(Bukan) Bangsa tak selalu Siap

(Bukan) Bangsa tak selalu Siap

Menghadapi segala sesuatu hendaklah perlu kematangan seluruh persiapan yang akan dibutuhkan dan dipergunakan di masa yang akan datang. Karena apabila tidak dicukupi walau hanya sepele bisa jadi akan menimbulkan resiko yang sangat besar. Untuk itu jangan menyepelekan hal yang kecil jika hal itu dapat menimbulkan akibat yang besar. Dan persiapkan hal yang memang harus dan perlu dipersiapkan.
Itu yang seharusnya dilakukan oleh bangsa ini. Tapi kenapa pada kenyataannya bangsa ini selalu dan seolah-olah tidak mampu untuk menghadapi segala sesatu di masa yang akan datang. Apakah semuanya karena hal dana atau pemerintah yang belum sigap dan sadar akan pentingnya masa yang akan datang.
Kenapa hanya ekonomi dan kenaikan gaji pegawai yang mereka rencanakan sedangkan kesejahteraan, keamanan, kenyamanan, kesehatan dan pendidikan masyarakat mereka lupa merencanakannya, atau memang sengaja dilupakan. Padahal bangsa yang paling makmur peradabannya pada saat Muhammad Saw dan para Khulafaurrassyidin mereka lebih mengutamakan kepentingan rakyat daripada diri mereka sendiri.
Kembali pada persoalan awal. Indonesia adalah negeri dan bangsa yang sangat kaya, luas wilayahnya, banyak penduduknya, beraneka ragam suku, budaya dan agama. Tapi kenapa selalu tidak siap untuk menghadapi segala sesuatu. Apakah masyarakatnya tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Boleh jadi hal ini benar. Kenapa? Karena pendidikan di Indonesia yang mahal walau mulai dari SD sampai SMP yang negeri digratiskan oleh pemerintah tapi cukupkah pendidikan hanya sebatas itu? Sekali lagi jawabannya ‘tidak’. Itu untuk pendidikan dasar sedangkan untuk tingkat SMA dan kuliah harus merogoh uang yang tidak sedikit. Selain mahal juga metode dan tujuan belajar hanya untuk mencari pekerjaan padahal yang harus dipelajari di jenjang pendidikan adalah bagaimana cara membuka lowongan pekerjaan bukan bekerja. Untuk menghadapi UN yang dilaksanakan bulan April mendatang pemerintah kadang lambat untuk mendistribusikan lembaran ijazah sehingga setiap sekolah harus mengeluarkan SKHU padahal jika pekerjaan itu bias dilakukan satu kali kenapa harus dilakukan dua atau lebih selain menyita waktu juga pikiran dan tenaga. Selain ijazah ada juga lembaran soal dan bahkan hal yang sepele yaitu kartu tanda masuk UN.
Baik banjir, longsor, gempa bumi, tsunami dan masih banyak lagi musibah yang lainnya seolah bangsa ini juga tidak siap untuk mengantisipasinya. Padahal musibah yang sering terjadi berulang-ulang ini dapat diatasi bahkan diantisipasi oleh bangsa ini tapi kenapa ini tidak mampu dan bahkan sampai menimbulkan korban banyak. Apakah bangsa ini menutup mata dan telinga dengan semua ini. Padahal sebentar lagi musim hujan bakal pasti ibu kota kita bakal banjir lagi. Tapi bangsa ini hanya mempersiapkan hanya beberapa bulan saja sedangkan waktu yang setahun dikemanakan harusnya dari sejak jauh-jauh awal dipersiapkan. Sudah dekat baru sibuk mempersiapkan pencegahan banjir. Padahal hanya dengan tidak membuang smpah sembarangan dan tidak menggunduli lahan hijau menjadi lahan villa di pegunungan daerah Bogor serta perbaiki lagi sungai-sungai yang ada di Jakarta dan Bogor insyaallah tidak akan terjadi banjir.
Oleh karena itu, mari kita persiapkan diri kita untuk merubah bangsa ini menjadi bangsa yang selalu ‘siap’ dalam hal apapun. Kalau bukan kita siapa lagi? Bisa jadi bangsa ini akan selalu tidak siap dan mempersiapkan untuk menghadapi resikonya.
Penulis adalah mahasiswa semester III STAIL Hidayatullah Jurusan Tarbiyah
Readmore »