Jumat, 28 Mei 2010

AWAL DARI KEHIDUPAN

ETIKA TERHADAP SESAMA MUSLIM YANG SEBAYA

Sebaya bisa berarti sama usianya, maka dari itu pergaulan dengan orang sebaya sangat penting. Hampir setiap hari, dikalangan masyarakat maupun di sekolah, di kampus, di pasar dan di mana-mana kita sering kali berkumpul dengan teman sebaya yang memiliki kesamaan dengan kita dalam beberapa hal. Pada saat kita kesulitan, merekalah orang yang tepat untuk dimintai tolong baik bersifat pribadi maupun lebih terbuka.Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan serta memerlukan bantuan orang lain. Dalam pergaulan sehari-hari kita selalu bersama mereka, maka kita patut menghormatinya serta menghargai kedudukan mereka, demikian pula mereka akan menghormati dan menghargai kita, cara bergaul yang baik dengan mereka (orang sebaya) yaitu hendaknya kita turut memikirkan dan mempedulikan persoalan dan kesulitan mereka serta turut meringankan beban permasalahannya.
Sebagai seorang muslim, kita adalah makhluk sosial. Allah telah mewajibkan kita untuk hidup berinteraksi dengan masyarakat. Saat berinteraksi dengan masyarakat tentu saja kita harus dapat menempatkan diri di tengah-tengah masyarakat dengan baik. Agar tidak terjadi masalah yang akan membuat suasana hubungan yang harmonis menjadi terganggu. Untuk itu kita harus memahami aturan atau etika yang ada di masyarakat.
Hak dan etika kaum muslim antara lain : mengucapkan salam, mendo'akannya waktu bersin, menengoknya bila sakit, menta'ziahinya bila meninggal, menghargai sumpahnya, memberinya nasihat bila diminta, mencintainya seperti mencintai diri sendiri, menolongnya bila dibutuhkan, tidak menimpakan keburukan atau sesuatu yang tidak disenangi, merendahkan hati dan tidak sombong kepada sesama muslim, dan tidak memutuskan silaturrahim lebih dari tiga hari.
Diantara sifat-sifat muslim yang dicintai oleh orang-orang shalih di muka bumi ini, diantaranya ia mencintai mereka karena Allah, berakhlak kepada manusia dengan akhlak yang baik, memberi manfaat, melakukan hal-hal yang disukai manusia dan menghindari dari sikap-sikap yang tidak disukai manusia.
Termasuk adab dalam berinteraksi dengan orang lain adalah dengan cara memilih kata-kata yang tidak menyakitkan ketika berbicara Rasulullah sangat mengecam kaum muslim yang tidak saling menyayangi. Bahkan beliau menggolongkan muslim yang tidak mencintai, menghormati, tidak termasuk golongan kaum muslim. Rasulullah SAW bersabda, "Bukan golongan kami orang yang tidak mengormati yang tua dan menyayangi yang muda dari kami."
Akhlak seorang muslim kepada muslim lainnya seperti telah disebutkan di atas adalah menutup aib dan tidak membiarkannya teraniaya. Baik teraniaya orang lain atau oleh dirinya. Berkaitan dengan ini Rasulullah SAW telah menegaskannya dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Dari Ibnu umar Rasulullah SAW bersabda, "Seorang muslim adalah saudara bagi sesama muslim yang lain tidak boleh menganiaya atau membiarkan dianiaya. Dan barangsiapa memenuhi hajat saudaranya, maka Allah akan melaksanakan hajatnya. Dan barangsiapa membebaskan kesusahan seorang muslim, Allah akan membebaskan kesusahannya di hari kiamat. Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat." Dalam hadits ini kita dianjurkan untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa kesusahan. Bahkan Rasulullah SAW telah pula menyatakan bahwa barangsiapa tidak peduli dengan urusan kaum muslim maka bukan termasuk golongannya.
Akhlak lainnya seperti telah disebutkan di atas yang kini mulai pudar adalah menjaga rahasia. Bahkan dalam keseharian kita telah ditarbiyah dengan tidak benar oleh berbagai media yang ada. Rumor, gosip, hingga fitnah seakan menjadi menu pendengaran dan penglihatan kita sehari-hari yang disuguhkan media cetak dan elektronik. Untuk itu, kita harus berhati-hati dalam mengkonsumsi berita, baik yang bersumber dari teman, tetangga, atau pun dari berbagai media.

Allah telah memperingatkan kita agar hati-hati dalam mendengar dan tidak menyebarkan berita yang berisi aib. Peringatan Allah SWT tersebut berupa adzab di dunia dan akhirat bagi para pelakunya. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka adzab yang pedih di dunia dan di akhirat." (QS An-Nur [24] :19).
Readmore »